Dewi Lestari (Dee) meluncurkan karya terbarunya “Rectoverso: Sentuh
Hati Dari Dua Sisi”. Rectoverso merupakan sebelas kumpulan fiksi dan
lagu dengan judul yang sama.
Karyanya kali ini kembali memposisikan seorang Dee tidak hanya sebagai
penulis tetapi juga pemusik unggul, terbukti dari penggabungan dua media
buku dan lagu dalam satu karya yang unik. Menikmati Rectoverso seolah
membaca kisah hidup sendiri, membuka jiwa saat mulai membaca tiap
fiksinya dan diakhiri dengan mendengarkan lagu-lagunya. Melihat tiap
cerita dari dua sudut penokohan yang berbeda, dari dua ‘dunia’ yang
seakan terpisah, dan dari dua sisi yang menyatu dalam Rectoverso.
Malaikat Juga Tahu merupakan salah satu andalan Rectoverso yang
diangkat dari kisah seorang Bunda yang sangat mencintai anaknya yang
mengidap Autis, yang mencintai seorang gadis yang ternyata dicintai juga
oleh adik si Abang yang autis. Membaca fiksinya, menceritakan sisi si
gadis yang juga menyayangi Abang karena sudah dianggap sebagai saudara
tapi tidak mencintainya untuk dijadikan sebagai pasangan hidup. Ia
memilih untuk mencintai Adik walaupun Bunda meyakinkannya bahwa cinta
Abang adalah segala-galanya pada si gadis. Sepenggal fiksi Malaikat Juga
Tahu :
“Tapi Bunda bukan malaikat yang bisa baca pikiran orang. Bunda tidak
bisa bilang siapa yang lebih sayang sama saya. Tidak akan ada yang
pernah tahu.”
Sementara mendengarkan lagu dengan judul yang sama merupakan versi dari
sisi sang Bunda yang bersikeras bahwa perasaaan anaknya yang Autis
sangatlah tulus.
Sepenggal lirik Malaikat Juga Tahu :
Sepenggal lirik Malaikat Juga Tahu :
“Karena kau Tak Lihat, Terkadang Malaikat tak bersayap, tak cemerlang
tak rupawan. Tapi Hati Ini, silahkan kau adu, Malaikat Juga Tahu, Siapa
Yang Jadi Juaranya”
“Berawal dari proses kreatif sebuah lagu, 'Hanya Isyarat', yang saya
buat pada awal tahun 2006, saya merasakan bagaimana kadang inspirasi
tidak berpuas diri untuk mewujud lewat satu saluran saja. Inspirasi yang
sama seolah menggedor saya untuk terus mencari bentuk lain, hingga
'Hanya Isyarat' akhirnya terwujud juga dalam sebuah cerita pendek Ketika
melihat keduanya rampung, 'Hanya Isyarat' versi lagu dan 'Hanya
Isyarat' versi cerpen, saya pun terpukau melihat bagaimana kedua karya
itu hadir seperti saling bercermin, sekaligus juga bisa dinikmati
sebagai dua karya yang terpisah”, ungkap Dee.
Ignatius Andy, executive producer, mengungkapkan, “Kami semua terpukau
oleh satu hal, bagaimana Dee mengekspresikan satu konteks dalam dua
media yang setara cantiknya dan saling melengkapi. Setiap karyanya
merupakan refleksi kecerdasan, observasi yang jitu tentang keadaan.
Indah di hati dan mencerahkan isi kepala”.
---------------------------
"Rectoverso adalah lompatan dari buku-buku Dee sebelumnya. Karya ini
membuat kita menghargai,menghormati, dan menikmati dunia personal"
-Seno Gumira Ajidarma-
"Bagi saya,cerita-cerita ini karya Dee yang terbaik: matang tapi tetap
dengan rasa yang murni,sederhana tapi menampilkan apa yang luar biasa
dari permukaan yang biasa"
-Goenawan Muhammad-
"Kombinasi indah antara literatur dan musik yang merangsang visual!"
-Jay Subyakto-
- RectoVerso. cinta bagaikan dua sisi mata uang.. tidak saling menatap, tidak salang melihat, tidak saling mengetahui tapi menyatu dalam satu kesatuan.
- RectoVerso. cinta bagaikan dua sisi mata uang.. tidak saling menatap, tidak salang melihat, tidak saling mengetahui tapi menyatu dalam satu kesatuan.
(Novan Aji)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar