• Lunturnya Budaya Wayang Bagi Kalangan Remaja

    Budaya Jawa yang Adi Luhung terutama wayang.Baik wayang kulit atau wayang orang yang sarat akan petuah maupun budi pekerti kini mulai luntur ditinggalkan.Dahulu juga Sunan Kalijaga menyebarka agama Islam menggunakan media wayang yang di dalamnya merupakan penggambaran dari kehidupan manusia.Tapi sayang budaya yang semestinya dijaga,dilestarikan bahkan dikembangkan untuk anak cucu kita mulai luntur ,mereka beranggapan budaya wayang sudah kuno dan ketinggalan zaman. Kebudayaan-kebudayaan bangsa sekarang sudah mulai luntur dari masyarakat kita karena masyarakat kita khususnya para pemuda lebih condong senang meniru budaya-budaya luar dari pada budaya asli kita sendiri.Misalnya saja kesenian wayang orang di kota Semarang yang bernama Ngesti Pandowo, yang dulu menempati lokasi di Jalan Pemuda ( kini mall Paragon), lalu berpindah tempat di Pedurungan, dan berpindah tempat lagi di Taman Budaya Raden Saleh. Itu semua dikarenakan kurangnya apresiasi masyarakat kota semarang, dan lebih-lebih remajanya terhadap kesenian tradisional terutama wayang orang. Budaya asli kita yang rapuh dan luntur ini menyebabkan kemelut atau persoalan bangsa kita semakin kompleks. Sikap saling menghargai mulai sulit kita jumpai, sikap egois semakin merajalela sopan santun yang muda terhadap yang tua semakin menjadi barang mewah. Saat ini budaya barat berkembang dengan pesatnya di negara berkembang. Modernisasi yang dianggap tidak ubahnya sebagai westernisasi telah menggerus budaya tradisional. Negara maju dianggap memiliki kebudayaan yang lebih modern sehingga perlu ditiru oleh negara berkembang. Perkembangan teknologi komunikasi dan informasi menjadi faktor yang semakin memperkuat penetrasi budaya barat pada budaya tradisional. Menjadi sebuah ketidakadilan ketika arus pertukatan budaya hanya bersifat searah, yaitu dari negara maju ke negara berkembang.Ironis memang bila melihat perkembangan budaya barat masuk dengan cepat ke Negara kita. Perubahan pada tingkat global dipengaruhi oleh pola hubungan antar negara. Negara berkembang cenderung hanya sebagai “objek” perubahan yang dihasilkan oleh negara maju. Berbagai teori yang menjelaskan hubungan antar negara memberi gambaran bahwa peran negara maju dalam modernisasi menghasilkan gejala globalisasi. Globalisasi ini yang meluluhlantakan nilai budaya tradisional. Budaya bangsa yang luntur dan rapuh harus kita kembalikan agar kamelut- kamelut bangsa kita ini menjadi sirna. Untuk mengembalikan kebudayaan bangsa kita yang luntur tentunya diperlukan membuat kesadaran masyarakat bahwa budaya bangsa kita adalah harta yang tak ternilai harganya yang dapat mengembalikan negara kita yang penuh dengan ketentraman, ketenangan dan pandangan dunia bahwa bangsa kita adalah bangsa yang selalu menghargai kebudayaan bangsanya. Nilai seni di masyarakat-pun mengalami pergeseran ke arah komersialisasi, padahal dulu seni lebih didominasi oleh rasa seni dan keindahan, terlepas dari pertimbangan material. Wayang kulit, wayang orang, wayang golek atau bentuk kesenian rakyat lainnya, kini sudah banyak diberi pesan sponsor, sehingga tidak lagi menghasilkan kesenian yang bermakna dalam memberi kontribusi nilai kepada kehidupan, bahkan dengan adanya pesan – pesan sponsor, nilai kesenian menjadi jelek dan tidak mandiri lagi, bahkan menyimpang dari pakem sesungguhnya.
  • You might also like

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar